Entri Populer

Minggu, 26 Agustus 2012

SILAKRAMA "Guru dan Sisya"


12. GURU DAN SISYA

            Didalam lp.10 hingga akhir, Cilakrama menyebut mengenai sifat-sifat mulia dan kesempurnaan rohani seorang Wiku yang sewajarnya dipergunakan sebagai Guru menuntun kerohanian yang jiwanya suci dan ahli didalam isi Weda maupun didalam berbagai Sastra. Telah menjadi kebiasaan di India hingga saat ini seorang siswa kerohanian (sisya) yang haus akan ajaran suci kerohanian dengan tujuan untuk mencapai Dharma yang memberi Swarga dan penjelmaan yang sempurna dan untuk mencapai  Moksa sebagai tujuan hidup yang tertinggi (sumsum Bonum), pergi ke tempat-tempat suci untuk mendapat Guru yang berohani tinggi dan ahli didalam berbagai-b`gai ilmu kerohanian. Demikian juga Cilakrama menyarankan kepada orang-orang yang hendak menuntun hidup kerohanian untuk mencari Wiku yang tinggi kerohaniannya dan mahir didalam berbagai-bagai ajaran Sastra untuk dijadikan Guru pembimbingnya. Selain dari pada itu Cilakrama menyebutkan juga, bahwa seorang Guru harus cukup sempurna dan mempunyai daya memimpin yang besar. Seorang Guru harus tiada segan-segan menasehati dan menuntun Sisyanya, agar Sisyanya itu taat melaksanakan aturan-aturan hidup suci sebagai Wiku, karena bila mereka menyalahgunakan kedudukannya sebagai Wiku, maka Guru itupun akan turut terlibat dosa dan jatuh kedalam neraka.


Selengkapnya:

CONTOH LAPORAN PEMBUKUAN

CONTOH

Selengkapnya:
http://www.ziddu.com/download/20184275/LaporanPembukuanPT.MusicIndah.pdf.html

CONTOH NERAJA LAJUR

CONTOH:

Selengkapnya:
http://www.ziddu.com/download/20184276/NeracaLajur.pdf.html

CONTOH JURNAL UMUM

CONTOH:

Selengkapnya:
http://www.ziddu.com/download/20184277/JurnalUmum.pdf.html

CONTOH PENULISAN BUKU BESAR

CONTOH:

Selengkapnya:
http://www.ziddu.com/download/20184278/BukuBesar.pdf.html

MENGENAL PASAR MODAL INDONESIA


MENGENAL PASAR MODAL INDONESIA


A.    Pengertian Pasar Modal
Menurut Usman (1989), pasar moddal adalah pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut pemodal (investor) dengan penjamin dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public).
Secara umum pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisir, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara (pialang) pedagang efek.
Pasar modal yang akan diuraikan dalam diktat ini adalah suatu tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Transaksi investasi atau jual beli surat berharga di pasar modal dapat terbentuk:
1.      Utang berjangka (jangka pendek/panjang). Utang berjangka (panjang/pendek) merupakan salah satu bentuk pendanaan dalam suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menerbitkan surat berharha dan dijual kepada para pemilik dana ataupun para investor. Dalam rangka pendanaan utang jangka panjang dikenal dua macam surat berharga, yaitu:
a.       Surat obligagi
b.      Sekuritas lainnya.
2.      Penyertaan merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan tersebut.
Proses transaksi surat-surat berharga tersebut diatas, dilakukan oleh lembaga yang memberikan fasilitas jual beli saham ataupun obligasi yang disebut bursa.

Selengkapnya:

PERCAKAPAN RSI DHARMAKIRTI DENGAN SANG SUYASA MENGENAI: “TRISANDHYA”


15. PERCAKAPAN RSI DHARMAKIRTI
DENGAN SANG SUYASA MENGENAI:
“TRISANDHYA”


Sang Suyasa:
Sungguh berbahagia rasa hati hamba dapat mengetahui dengan jelas tatacara muspa itu, Gurunda. Tadi Gurunda menyebutkan trisandhya, jika hamba tidak salah. Apakah itu Gurunda? Mohon beri penjelasan.

Rsi Dharmakirti
Memang anakku, tadi Guru menyebutkan trisandhya dalam rangka persembahyangan juga, trisandhya artinya menghubungkan diri (bayu, sabda, idep atau tenaga, ucapan dan pikiran atau kayika: wacika, macika) dengan Hyang Widhi yang dilakukan tiga kali sehari atau sekali sehari yaitu waktu pagi, siang , dan sore. Kata “tri” artinya ‘tiga’ dan “sandhya” artinya ‘perhubungan atau penyatuan’.


Selengkapnya:

PERCAKAPAN RSI DHARMAKIRTI DENGAN SANG SUYASA MENGENAI: “CARA SEMBAHYANG”


14. PERCAKAPAN RSI DHARMAKIRTI
DENGAN SANG SUYASA MENGENAI:
“CARA SEMBAHYANG”


Sang Suyasa:
Gurunda, dalam uraian mengenai upacara tadi guru sering menyatakan perlu dilakukan persembahyangan. Mohon diberi penjelasan perihal sembahyang itu.

Rsi Dharmakirti:
Baiklah anakku. Ketahuilah bahwa ada tiga macam cara-cara sembahyang (muspa), yaitu:
1.      Muspa bersama  dengan diantar puja Sang Sulinggih.
2.      Muspa bersama yang tidak diantar puja Sulinggih.
3.      Muspa yang dilakukan oleh perseorangan.


Selengkapnya:

PERCAKAPAN RSI DHARMAKIRTI DENGAN SANG SUYASA MENGENAI: “UPACARA”


13. PERCAKAPAN RSI DHARMAKIRTI
DENGAN SANG SUYASA MENGENAI:
“UPACARA”


Sang Suyasa:
Gurunda, telah cukup luas apa yang gurunda uraikan mengenai filsafat dan susila agama Hindu. Bolehkah hamba mengetahui sekedarnya perihal upacara-upacara yang ada dalam agama kita?

Rsi Dharmakirti:
Tentu saja boleh, anakku dan memang malah ananda harus mengetahuinya sebagai seorang penganut dan pencinta agama.
Hanya disini guru tidak akan menguraikan pelaksanaan upacara-upacara itu secara terperinci, tetapi dasar-dasarnya yang akan guru uraikan.
Nah, dengarlah!
Dari sudut filsafatnya upacara ialah cara-cara melakukan hubungan antara atman dengan parama-atman, antara manusia dengan Hyang Widhi serta semua manifestasi-Nya, dengan jalan yajna untuk mencapai kesucian jiwa. Untuk upacara-upacara ini dipakailah upakara, sebagai alat penolong untuk memudahkan manusia menghubungkan dirinya dengan Hyang Widhi dalam bentuk yang nyata.

Selengkapnya: