2. DHARMA ATAU
AGAMA
“KATA
AGAMA SEBAGAI ISTILAH KEROHANIAN”
Untuk
mengetahui perkembangan sejarah kata Agama lebih lanjut, perlu kita mengalihkan
pandangan kepada arti Agama yang dipergunakan sebagai istilah kerohanian
dijaman purba di India. Hingga saat ini umat Hindu di India menyebut ajaran
suci Weda, yang terbagi atas empat bagian yang disebut Catur Weda, yaitu: Rg,
Yajur, Sama dan Atharwa Weda dan tiap-tiap bagiannya atas Samhita (sair2
pujaan) Brahmana (aturan2 hidup keagamaan dan upacara), Aranyaka dan Upanisad
(filsafat mengenai hubungan roh dengan Tuhan, penjelasan dan kelepasan) “Agama
Cruti” yang artinya wahyu suci yang diucapkan, diceritakan atau ditulis oleh
orang-orang yang suci pribadinya, serta wajar dipercaya. Apa sebabnya ajaran
Weda disebut Agama Cruti? Karena ajaran-ajaran yang tercantum didalamnya yang
menyebutkan alam akhirat dan wujud rohaniah sebagai: Brahma yaitu Tuhan sumber
semesta alam atau paramecwara, Tuhan Raja Alam, Pelindung Agama, Ynag Maha
Pengasih dan Penyayang dan Pelindung Kebenaran yang mengadili semua mahluk
berdasarkan amal dan dosanya, adanya Atma yaitu roh yang menjadi sumber hidup
tiap-tiap mahluk dan tunggal wujudnya dengan Brahma, sebagai sumber semesta
alam, adanya Hukum Karma, yang menimbulkan Karma phala yakni pahala atau hasil
dari chuba achuba. Karma atau chuba Achuba Prawrtti yaitu amal dosa perbuatan
yang berupa Swarga Naraka yakni kebahagian dan penderitaan akhirat dalam
penjelmaan yang akan datang. Punaryanma, menjelmanya Atma atau roh ke dunia
lagi, dan adanya Moksa yaitu kebahagiaan yang langgeng berupa ketentraman
rohani, bebas dari penjelmaan, menemui dan menunggalnya roh dengan Brahma,
sebagai pratanda seseorang telah menginjak alam kesucian, sungguh sukar
diketahui atau dialami dengan Pratyaksa maupun dengan Anumana.
Selengkapnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar